Aku adalah seorang murid SMA .
Banyak orang bilang masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan. Tapi
sepertinya itu tidak untukku. Bagiku masa ini adalah masa yang sangat sulit
bagiku. Tidak punya banyak teman, dan kuper. Itulah aku. Aku heran mengapa
teman-temanku selalu menjauhiku, apa aku ini sangat buruk dimata mereka ?
hmm entahlah.
“Hey cupu, sepertinya
penampilanmu semakin hari semakin aneh saja. Hahahaha.” Kata salah seorang
teman sekelasku.
“lihat…lihat… model rambut apa
itu, hah aneh sekali.” Tambah temanku yang lain.
“sudahlah.. jangan dengarkan
mereka, ayo kita ke kantin saja. “ Bela
Jessie
“iya, ayo…”. Dan hanya Jessie
lah yang mau berteman denganku.
Di kantin…..
“Apa aku ini jelek sekali
Jess?” Tanyaku pada Jessie
“Ahhh tidak juga.”
“Hmm jujur saja padaku,
penampilanku apakah sangat aneh ? Benar begitukan ?”
“Kau sebenarnya cantik , hanya
saja….”
“Hanya saja apa?” Tanyaku
penasaran.
“Hanya saja kau ini pelit.”
Ledek Jessie.
“hahh kau ini. “ Aku menyengit kesal.
*Ting…Ting…Ting….* Suara bel
pulang berbunyi. Semua siswa keluar dari kelas masing-masing. Aku segera menuju
ke parkiran , mengambil motorku. Tiba-tiba Desy CS menghampiriku. Seperti biasa
mereka mengejekku bahkan sampai mendorong tubuhku. Akupun terjatuh. Dengan puasnya
mereka mentertawakanku. Ingin rasanya aku melawan tapi apa daya aku kalah
banding dengan mereka . 1 lawan 4 *arrggg . Aku pun hanya bisa menangis.
“Hey.. apa yang kalian lakukan
?”. Teriak seseorang.
Akupun menoleh kearah suara
itu. Dan ternyata itu Henry.
“Kami tidak melakukan apa-apa.
Iyakan Nella.”
“i..itu…. mereka….” Jawabku
terbata-bata.
“Kalian mengejeknya lagi kan ?”
“Apa ..? Henry ini hanya salah
paham, kami sama sekali tidak….”
“Sudahlah aku sudah tahu setiap
hari kalian selalu mengejeknya.”
Henry mengulurkan tangannya ,
membantuku untuk berdiri. Ohh betapa tegangnya aku. Saat ini aku berada sangat
dekat dengan Henry, pria yang aku sukai.
Dengan kesalnya Desy CS pergi meninggalkan kami.
“Te…terimakasih. “
“Apa kau tidak apa-apa ?”
“Iya…aku tidak apa-apa. “
“Mengapa kau diam saja,
seharusnya kau melawan.”
“ah…apa ? Oh itu. Aku hanya….”
“Kau takut pada mereka karena
mereka lebih terkenal di sekolah ini, begitukan?”
“Aihh, bukan begitu. Aku tidak
mau mencari masalah pada mereka. Tapi mengapa kau bisa tahu hal ini?” Tanyaku
dengan masih sangat gugup.
“Karena aku selalu
memperhatikanmu.”
“a…a..apa?”
“Kau kenapa? Lihat, mengapa
wajahmu seperti itu ? Yaa aku serius.”
“ahh… tidak apa. Kau bercanda ?”
“Aku dengar kau menyukaiku
sejak kelas satu. Apa itu benar?”
Whattttt ???? Henry tahu kalau
aku suka padanya ? Aihhh… Betapa malunya aku , sampai ingin sekali rasanya
menyembunyikan wajah ini.
“itu…itu…. Aku…”
“Aku juga menyukaimu, sejak
pertama kali kita bertemu. Di Taman sekolah.”
“haha… Kau bercanda, itu sama
sekali tidak lucu.”
Aku tertawa tak percaya . mana
mungkin pria tampan dan popular di sekolahku menyukai wanita sepertiku. Aku
ingat pertemuanku dengan Henry di Taman sekolah. Waktu itu aku kehilangan buku,
ternyata Henry yang menemukannya dan mengembalikan padaku. Sejak saat itu aku
jatuh hati padanya.
“Mengapa kau diam. Aku
serius. Menurutku kau ini menarik, kau
tampil percaya diri, tak perduli ejekan orang lain. Karena itu aku menyukaimu.”
Aku terpana dengan ucapannya .
Dengan masih sedikit gugup aku memberanikan diri menatapnya.
“Sulit dipercaya. Semua orang
menjauhiku. Kau tampan, popular, aku bahkan tidak pernah membayangkannya .”
“Memangnya kenapa, apa aku
salah menyukaimu ?”
“……..”
“Nella…. Ayo kita pacaran.”
“……..”
“kenapa diam saja? Kau tidak
menyukaiku?”
“……..” Aku masih tak percaya
dengan apa yang baru ku dengar. Senang, pastinya. Tapi sedikit aneh.
“Baiklah. Aku minta maaf telah
mengagetkanmu. Aku rasa kau memang tidak menyukaiku. Kalau begitu aku pergi
dulu.” Dan Henry pun melangkahkan kakinya untuk pergi.
“Tunggu dulu……. Aku….Aku… juga
menyukaimu….Hery…. Aku sangat menyukaimu.”
Henry pun membalikan tubuhnya.
Kami berpandangan dan saling tersenyum. Akhirnya akupun bisa merasakan
ketulusan orang yang mencintaiku…
*
END *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar