Saat
itu hujan turun dengan derasnya. Secepat mungkin aku mengayuh sepedaku. Seluruh
tubuhku basah kuyup, tapi tak menyurutkan semangatku untuk tetap mengayuh.
Melewati pinggiran kota, sampai tibalah disalah satu halte bus sekitar 1 km
dari rumahku.
“aih.. mengapa semakin
deras, sebaiknya aku berteduh dulu saja.” Ku hentikan sepedaku di hate bus tersebut.
Ternyata halte tersebut
tidaklah kosong. Aku melihat seorang wanita duduk disana. Aku mendekatinya,
ternyata tak lain dan tak asing lagi wanita itu adalah Wina, kekasihku.
“Wina, kau disini. Tadi
aku ke kelasmu tapi kau tidak ada.”
“ah Reno, maaf tadi aku
buru-buru jadi tak menunggumu.”
“tidak apa2. Lagipula
sekarang kita malah bertemu disini kan ?”
“iya “
Aku pun memarkirkan
sepedaku dan duduk disebelah Wina. Kulihat tubuhnya basah dan menggigil.
“Apa kau kedinginan?”
tanyaku pada Wina.
“tentu saja. Lihat aku
basah kuyup seperti ini. “
“pakai ini.” Aku
menyodorkan jaketku pada Wina.
“hahaha….”
“lho kau malah ketawa,
apa ada yang lucu ?”
“Jaketmu kan juga basah,
kau ini aneh sekali.”
“ah… benar juga. Ya sudah
mau gimana lagi, sepertnya kita harus menunggu sampai hujannya reda.”
“iya. Aihhh mengapa semakin deras..”
“bersabarlah.” Aku
menepuk punggung Wina mencoba menenangkannya.
Aku menggenggam tangan
Wina, mengurangi rasa dingin yang luar biasa. Bagiku Wina adalah bagian dari
hidupku. Berada disampingnya membuatku nyaman dan selalu ingin melindunginya. 4
tahun berada disisinya, menghabiskan waktu bersamanya, aku harap cinta kami tak
akan pernah berakhir.
****
Impian terbesarku adalah
menjadi seorang penyanyi. Bagiku dunia music sudah mendarah daging bagiku. Tapi Itu semua terhalang restu
ayahku. Beliau menentang keras keinginanku itu. Tak perduli bagaimanapun aku
memohon ayahku tetap tak mengijinkanku .
“Apa ? Penyanyi ? Hah
impian macam apa itu .” tegas ayahku
“Iya. Aku ingin menjadi
penyanyi. Jadi aku berniat mengambil jurusa music yah.”
“tidak bisa. Pokoknya kau
harus masuk jurusan bisnis. Untuk apa kau menjadi penyanyi. Pekrjaan yang tidak
menjanjikan, apa kau bisa menghasilkan uang banyak dengan menjadi penyanyi ?”
“Ayahhh…… mengapa Ayah berkata
seperti itu. Bagiku menjadi penyanyi bukan hanya untuk menghasilkan banyak
uang, tapi menjadi diriku sendiri.” Belaku.
“kau ini anakku
satu-satunya. Aku membesarkanmu untuk meneruskan perusahaan ini. Tidakkah seharusnya
kau menurut padaku ?” Bentak ayahku.
“Tapi yah………”
“Sudah cukup. Aku tidak
mau mendengar omong kosongmu lagi. Turuti kata-kataku jika kau ingin melihat
ayahmu ini sehat.”
Mendengar perkataan
ayahku , akupun pasrah dan menuruti keinginannya. Tapi keinginanku menjadi
penyanyi tak pernah luntur. Diam-diam aku belajar music dan les vocal bersama
temanku. Selain itu aku juga bergabung dengan sebuah kelompok music, dimana aku
menjadi lead vokalnya.
****
Di kampus…..
Aku dan Kris sedang
berbincang2 di kantin. Kris , Wina dan aku adalah teman dekat sejak SMP.
“hari ini kau mau
kemana?” tnya Kris padaku
“rencananya aku ingin
mengajak Wina nonton malam ini.”
“ohh…begitu. Sepertinya
hubungan kalian semakin mesra saja.”
“tentu saja. Jika tiba
saatnya nanti aku segera melamarnya. Kau lihat saja nanti.”
“kau yakin ?”
“kenapa. Tentu saja aku
sangat sangat yakin. Kami sudah berpacaran selama 4 tahun. “
“semuanya bisa sajakan
berubah dalam waktu singkat.”
“kau ini kenapa? Apa
maksudmu ?”
“ah… tidak. Aku hanya
merasa iri pada kalian berdua.”
“haha. Makannya cepat kau
cari pacar. Apa perlu aku mencarikannya untukmu?” ledekku
“aisshh… tidak perlu.
Lagipula aku sudah punya pilihan kok.”
“benarkah ? wahh… cepat
kenalkan calonmu itu. Nanti kita kan bisa doube date.”
“tenang saja. Secepatnya
akan kukenalkan padamu. Lagipula kau kenal kok dengannya. Ku rasa itu ide yang
bagus.”
“benarkah ? hmmm aku jadi
penasaran..”
“bersabarlah kawan,.”
Kamipun tertawa bersama.
Membayangkan serunya jika kami double date *:D
***
Malam itu aku bertengkar
lagi dengan ayahku. Semakin lama hubungan ku dengan ayahku semakin memburuk.
Lagi-lagi ayah memarahiku , beliau sudah tahu kalau aku less vocal dan belajar music. Ternyata selama ini aku
diawasi oleh ayah. Kali ini kemarahannya tak terbendung lagi. Berusaha membela diri malah membuat ayahku
semakin marah.
-Plakkkk- ayah
menamparku. Mataku berkaca-kaca sekaligus tak percaya apa yang baru saja
dilakukan ayahku.
“Ayah……” kataku dengan
lirih.
“sudah berapa kali aku
katakan untuk tidak membantahku. “
“sekali saja yah, ayah
mengerti perasaanku. Selama ini aku selau menuruti keinginan ayah, walaupun itu
sama sekali takaku suka.” Aku memohon.
“baiklah lakukan semua
yang ingin kau lakukan, tapi jangan menjadi anakku lagi.”
“Ayah…..”
“pergi kau dari sini.”
Kali ini ayahku
benar-benar marah. Bahkan tega mengusir anaknya sendiri. Tanpa berpikir panjang
akupun bergeas pergi dari rumah.
Sedih, kecewa, marah
semuanya campur jadi satu. Tanpa kusadari air mata menetes dipipiku. Semakin
deras, bercampur dengan air hujan yang sejak tadi mengguyur tubuhku. Tanpa arah
yang pasti aku terus berjalan dengan gontai. Orang-orang di sana menatapku
dengan aneh.
Aku tak bisa berfikir
apa-apa, hanya saja yang teringat olehku saat itu adalah Wina.
Yah aku sudah janji akan
menonton film dengannya malam ini. Dengan segera akupun menyusul Wina.
Sesampai di Bioskop aku
mencari sosok Wina. Tapi tak terlihat disudut manapun. Aku mengambil handphone
dari saku, berniat ingin menghubungi Wina.
Sekali tidak diangkat, dua
kali masih tidak diangkat, sampai 5 kali teleponku diabaikan oleh Wina. Aku
menyimpulkan kalau Wina marah padaku. Aku pun segera pergi kerumah Wina.
Dan sesampainya di rumah
Wina…………. Kris dan Wina sedang berpelukan??
“Kris .. Win… apa-apaan
ini?” menyadari kedatanganku mereka melepaskan pelukannya.
“Reno….. “ jawab Wina
kaget.
Aku mendekati mereka
berdua, aku masih berusaha berfikir positif. Dengan tenang aku meminta
penjelasan pada Kris dan Wina.
“apa yg aku lihat ini
tidak benar kan ? “
“Maaf Ren, sepertinya aku
harus mengatakannya padamu sekarang .”
“ya… cepat katakan
padaku.” Pintaku penasaran.
“Wanita yg aku ceritakan
waktu itu …. Dia adalah ….. Wina. “
“APA…….???? Jangan
bercanda . ini sama sekali tidak lucu.”
“Reno kau harus dengarkan
aku. Maaf jika aku mengatakan ini padamu. Tapi aku dan Kris sudah pacaran . aku
selalu merasa sepi bersamamu. Aku lelah dengan semua mimpimu yang tak pasti
itu. Saat aku membutuhkanmu, kau selalu tidak ada. Tapi Kris , dia yang selalu
menghiburku saat aku sedih. Aku tahu aku salah. Aku minta maaf Ren. Tapi aku
tidak bisa bersamamu lagi.”
“Kurang ajar kau…………….”
Aku langsung mengayunkan pukulanku pada Kris. Kami sempat bertengkar, Kris
balik memukulku.
“Sudah… hentikan…….”
Teriak Wina.
………………….
“Kau tahu saat ini orang
yang sangat aku percaya hanya kau Win. Ayahku sudah mengusirku dan sekarang
orang yang aku cintai menghianatiku. Selamat buat kalian berdua. “
“Reno…….” Panggila Wina
dengan lembut.
Aku meninggalkan Wina dan
Kris . kali ini benar-benar hancur . Semua orang yang aku percaya
menghianatiku. Sahabatku , yang selama ini baik padaku tega menusukku dari
belakang. Impianku, cintaku hancur bersamaan.
“Arrrrrrrrrrrggggggg. “
Aku berteriak
sekencang2nya di tengah derasnya hujan.
Tak kuat rasanya kaki ini
menopang tubuhku, aku pun terjatuh. Tanpa kusadari kendaraan lalu lalang di
hadapanku.
*tiin tinn
tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin …………. Brakkk*
Seketika semuanya menjadi
gelap. Hanya saja aku mendengar suara kerumunan orang-orang.
“Hey…apa kau bisa
mendengarku ? “
Suara terakhir yang ku
dengar………. Dan semuanya tak terasa lagi…
***
Lanjut ke part 2 ya sobat ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar