14 Juli 2013

The 2nd Life | Part 1





Saat itu hujan turun dengan derasnya. Secepat mungkin aku mengayuh sepedaku. Seluruh tubuhku basah kuyup, tapi tak menyurutkan semangatku untuk tetap mengayuh. Melewati pinggiran kota, sampai tibalah disalah satu halte bus sekitar 1 km dari rumahku.
“aih.. mengapa semakin deras, sebaiknya aku berteduh dulu saja.” Ku hentikan sepedaku di hate bus tersebut.
Ternyata halte tersebut tidaklah kosong. Aku melihat seorang wanita duduk disana. Aku mendekatinya, ternyata tak lain dan tak asing lagi wanita itu adalah Wina, kekasihku.
“Wina, kau disini. Tadi aku ke kelasmu tapi kau tidak ada.”
“ah Reno, maaf tadi aku buru-buru jadi tak menunggumu.”
“tidak apa2. Lagipula sekarang kita malah bertemu disini kan ?”
“iya “
Aku pun memarkirkan sepedaku dan duduk disebelah Wina. Kulihat tubuhnya basah dan menggigil.
“Apa kau kedinginan?” tanyaku pada Wina.
“tentu saja. Lihat aku basah kuyup seperti ini. “
“pakai ini.” Aku menyodorkan jaketku pada Wina.
“hahaha….”
“lho kau malah ketawa, apa ada yang lucu ?”
“Jaketmu kan juga basah, kau ini aneh sekali.”
“ah… benar juga. Ya sudah mau gimana lagi, sepertnya kita harus menunggu sampai hujannya reda.”
“iya.  Aihhh mengapa semakin deras..”
“bersabarlah.” Aku menepuk punggung Wina mencoba menenangkannya.
Aku menggenggam tangan Wina, mengurangi rasa dingin yang luar biasa. Bagiku Wina adalah bagian dari hidupku. Berada disampingnya membuatku nyaman dan selalu ingin melindunginya. 4 tahun berada disisinya, menghabiskan waktu bersamanya, aku harap cinta kami tak akan pernah berakhir.
****

Impian terbesarku adalah menjadi seorang penyanyi. Bagiku dunia music sudah mendarah  daging bagiku. Tapi Itu semua terhalang restu ayahku. Beliau menentang keras keinginanku itu. Tak perduli bagaimanapun aku memohon ayahku tetap tak mengijinkanku .
“Apa ? Penyanyi ? Hah impian macam apa itu .” tegas ayahku
“Iya. Aku ingin menjadi penyanyi. Jadi aku berniat mengambil jurusa music yah.”
“tidak bisa. Pokoknya kau harus masuk jurusan bisnis. Untuk apa kau menjadi penyanyi. Pekrjaan yang tidak menjanjikan, apa kau bisa menghasilkan uang banyak dengan menjadi penyanyi ?”
“Ayahhh…… mengapa Ayah berkata seperti itu. Bagiku menjadi penyanyi bukan hanya untuk menghasilkan banyak uang, tapi menjadi diriku sendiri.” Belaku.
“kau ini anakku satu-satunya. Aku membesarkanmu untuk meneruskan perusahaan ini. Tidakkah seharusnya kau menurut padaku ?” Bentak ayahku.
“Tapi yah………”
“Sudah cukup. Aku tidak mau mendengar omong kosongmu lagi. Turuti kata-kataku jika kau ingin melihat ayahmu ini sehat.”
Mendengar perkataan ayahku , akupun pasrah dan menuruti keinginannya. Tapi keinginanku menjadi penyanyi tak pernah luntur. Diam-diam aku belajar music dan les vocal bersama temanku. Selain itu aku juga bergabung dengan sebuah kelompok music, dimana aku menjadi lead vokalnya.
 ****

Di kampus…..
Aku dan Kris sedang berbincang2 di kantin. Kris , Wina dan aku adalah teman dekat sejak SMP.
“hari ini kau mau kemana?” tnya Kris padaku
“rencananya aku ingin mengajak Wina nonton malam ini.”
“ohh…begitu. Sepertinya hubungan kalian semakin mesra saja.”
“tentu saja. Jika tiba saatnya nanti aku segera melamarnya. Kau lihat saja nanti.”
“kau yakin ?”
“kenapa. Tentu saja aku sangat sangat yakin. Kami sudah berpacaran selama 4 tahun. “
“semuanya bisa sajakan berubah dalam waktu singkat.”
“kau ini kenapa? Apa maksudmu ?”
“ah… tidak. Aku hanya merasa iri pada kalian berdua.”
“haha. Makannya cepat kau cari pacar. Apa perlu aku mencarikannya untukmu?” ledekku
“aisshh… tidak perlu. Lagipula aku sudah punya pilihan kok.”
“benarkah ? wahh… cepat kenalkan calonmu itu. Nanti kita kan bisa doube date.”
“tenang saja. Secepatnya akan kukenalkan padamu. Lagipula kau kenal kok dengannya. Ku rasa itu ide yang bagus.”
“benarkah ? hmmm aku jadi penasaran..”
“bersabarlah kawan,.”
Kamipun tertawa bersama. Membayangkan serunya jika kami double date *:D

***

Malam itu aku bertengkar lagi dengan ayahku. Semakin lama hubungan ku dengan ayahku semakin memburuk. Lagi-lagi ayah memarahiku , beliau sudah tahu kalau aku less vocal dan  belajar music. Ternyata selama ini aku diawasi oleh ayah. Kali ini kemarahannya tak terbendung lagi.  Berusaha membela diri malah membuat ayahku semakin marah.
-Plakkkk- ayah menamparku. Mataku berkaca-kaca sekaligus tak percaya apa yang baru saja dilakukan ayahku.
“Ayah……” kataku dengan lirih.
“sudah berapa kali aku katakan untuk tidak membantahku. “
“sekali saja yah, ayah mengerti perasaanku. Selama ini aku selau menuruti keinginan ayah, walaupun itu sama sekali takaku suka.” Aku memohon.
“baiklah lakukan semua yang ingin kau lakukan, tapi jangan menjadi anakku lagi.”
“Ayah…..”
“pergi kau dari sini.”
Kali ini ayahku benar-benar marah. Bahkan tega mengusir anaknya sendiri. Tanpa berpikir panjang akupun bergeas pergi dari rumah.
Sedih, kecewa, marah semuanya campur jadi satu. Tanpa kusadari air mata menetes dipipiku. Semakin deras, bercampur dengan air hujan yang sejak tadi mengguyur tubuhku. Tanpa arah yang pasti aku terus berjalan dengan gontai. Orang-orang di sana menatapku dengan aneh.
Aku tak bisa berfikir apa-apa, hanya saja yang teringat olehku saat itu adalah Wina.
Yah aku sudah janji akan menonton film dengannya malam ini. Dengan segera akupun menyusul Wina.
Sesampai di Bioskop aku mencari sosok Wina. Tapi tak terlihat disudut manapun. Aku mengambil handphone dari saku, berniat ingin menghubungi Wina.
Sekali tidak diangkat, dua kali masih tidak diangkat, sampai 5 kali teleponku diabaikan oleh Wina. Aku menyimpulkan kalau Wina marah padaku. Aku pun segera pergi kerumah Wina.
Dan sesampainya di rumah Wina…………. Kris dan Wina sedang berpelukan??
“Kris .. Win… apa-apaan ini?” menyadari kedatanganku mereka melepaskan pelukannya.
“Reno….. “ jawab Wina kaget.
Aku mendekati mereka berdua, aku masih berusaha berfikir positif. Dengan tenang aku meminta penjelasan pada Kris dan Wina.
“apa yg aku lihat ini tidak benar kan ? “
“Maaf Ren, sepertinya aku harus mengatakannya padamu sekarang .”
“ya… cepat katakan padaku.” Pintaku penasaran.
“Wanita yg aku ceritakan waktu itu ….  Dia adalah ….. Wina. “
“APA…….???? Jangan bercanda . ini sama sekali tidak lucu.”
“Reno kau harus dengarkan aku. Maaf jika aku mengatakan ini padamu. Tapi aku dan Kris sudah pacaran . aku selalu merasa sepi bersamamu. Aku lelah dengan semua mimpimu yang tak pasti itu. Saat aku membutuhkanmu, kau selalu tidak ada. Tapi Kris , dia yang selalu menghiburku saat aku sedih. Aku tahu aku salah. Aku minta maaf Ren. Tapi aku tidak bisa bersamamu lagi.”
“Kurang ajar kau…………….” Aku langsung mengayunkan pukulanku pada Kris. Kami sempat bertengkar, Kris balik memukulku.
“Sudah… hentikan…….” Teriak Wina.
………………….
“Kau tahu saat ini orang yang sangat aku percaya hanya kau Win. Ayahku sudah mengusirku dan sekarang orang yang aku cintai menghianatiku. Selamat buat kalian berdua. “
“Reno…….” Panggila Wina dengan lembut.

Aku meninggalkan Wina dan Kris . kali ini benar-benar hancur . Semua orang yang aku percaya menghianatiku. Sahabatku , yang selama ini baik padaku tega menusukku dari belakang. Impianku, cintaku hancur bersamaan.
“Arrrrrrrrrrrggggggg. “
Aku berteriak sekencang2nya di tengah derasnya hujan.
Tak kuat rasanya kaki ini menopang tubuhku, aku pun terjatuh. Tanpa kusadari kendaraan lalu lalang di hadapanku.
*tiin tinn tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin ………….  Brakkk*
Seketika semuanya menjadi gelap. Hanya saja aku mendengar suara kerumunan orang-orang.
“Hey…apa kau bisa mendengarku ? “
Suara terakhir yang ku dengar………. Dan semuanya tak terasa lagi…

***
Lanjut ke part 2 ya sobat ^^

 

Tidak ada komentar: